Selasa, 27 Maret 2012


KURIKULUM MATEMATIKA SEKOLAH DI INDONESIA
A.    Sekilas Pembelajaran Matematika di Indonesia
            Dalam kehidupan kita sehari-hari matematika akan selalu kita temui entah itu dalam pembelejaranformal, nonformal, maupun dalam kehidupan praktis sehari-hari. Matematika merupakan alat bantu dalam kehidupan dan pelayanan bagi ilmu-ilmu yang lain seperti Kimia, Fisika, Biologi, Astronomi, Teknik, Farmasi maupun matematika sendiri.
            Pada era modern ini kita bisa menemukan yang namanya kalkulator dan komputer yang dapat menjadi alat bantu dalam kehidupan ini. Namun kita harus tahu bahwa kedua alat ini mengunakan prinsip-prinsip matematika, karena begitu pentingnya matematika dalamkehidupan kita maka pembelajaran matematika dan mengalami perkembangan.
1.      Kurikulum Matematika Tradisional
Pembelajara ini lebih menekankan hafalan dari pada pegertian. Menekankan bagaimana sesuatu itu dihitungdan  bukan mengapa sesuatu itu dihitungnya demikian, lebih mengutamakan kepada melatih otak bukan kegunaan, bahasa/istilah dan simbol yang digunakan tidak jelas, urutan operasi harus diterima tanpa alasan, dan seterusnya.
                                                         
2.      Kurikulum Matematika Modern
pembelajran ini resmi dimulai dari tahun 1975, pembelajaran ini muncul karena kemajuan teknologi. W. Brownell mengemukankan bahwa belajar matematika adalah berpengertian dan bermakna. krakteristiknya:
-          Memuat topik-topik dan pendekatan terbuka.
-          Menekankan pembelajaran berpegertian dari pada hafalan.
-          Program matematika sekolah dasar dan sekolah menengah lebih kontinyu.
-          Pengenalan pembelajaran pada struktur
-          Melayani kelompok anak-anak yang kemampuannya hetrogen
-          Menggunakan bahasa yang lebih tepat
-          Pusat pengajaran pada murid dan bukan guru
-          Metode pembelajaran menggunakan metode menemukan, memecahkan masalah dan teknik diskusi
-          pengajaran yang lebih hidup dan menarik
 
3.      Kurikulum Matematika 1984
Pada era 1980-an merupakan revolusi matematika kedua. Hal ini diawali oleh kekhawatiran negara maju yang akan disusul oleh negara terbelakang seperti Jerman Barat, Jepang, Korea, dan Taiwan. Inilah yang mempengaruhi pemerintah melakukan revolusi kurikulum modern menjadi kurikulum 1984. Yang menjadi karakter dalam kurikulum ini adalah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif).
Langkah-langkah agar kurikulum ini berhasil adalah:
-          Meningkatkan profesionalisme guru
-          Dalam buku paket harus dimasukkan kegiatan mengunakan kalkulator dan komputer.
-          Adanya kesinambungan dan sinkronisasi dari sekolah dasar dan sekolah selanjutnya.
-          Pengevaluasian hasil pembelajaran
-          Prinsip CBSA terus dilanjutkan

4.      Kurikulum Matematika 1994
Dalam kurikulum ini pemerintah mengembangkan kurikulum baru yang mampu membekali siswa berkaitan dengan problem-solving, agar setiap siswa mampu menyelesaikan problem-problem kehidupan. Dalam kurikulum ini mempunyai karakter yang khas dimana mengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Disetiap akhir pokok pembahasan materi diberikan soal cerita dengan pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan dalam kehidupan sehari-hari.

5.      Kurikulum tahun 2004 (KBK)
Tahun 2004 pemerintah melauncing kurikulum baru dengan nama kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum ini mempunyai tujuan:
-          Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan
-          Mengembangakan kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan
-          Mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah

6.      Kurikulum Tahun 2006 (KTSP)
Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan, dengan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.
a.       Pengembangan KTSP harus memperhatikan pilar-pilar pendidikan yaitu:
-          Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
-          Belajar untuk memahami dan menghayati
-          Belajar untuk melaksanakan dan berbuat secara efekti
-          Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain
-          Belajar untuk menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
b.      Prinsip-prinsip pengembangan KTSP:
-          Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum ini dikembangankan berdasarkan prinsip peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, bertanggung jawab dan sebagainya.
-          Beragam dan terpadu. Kurikulum ini dikembangakan dengan memperhatikan karakterristik peserta didik, kondisi daerah, jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya, status social ekonomi dan gender.
-          Tanggap terhadap perkembangan pengetahuan teknologi dan seni. Kurikulum ini dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis, oleh karena itu kurikulum ini mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat.
-          Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Perkembangan kurikulumnya melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kehidupan.
-          Menyeluruh dan berkesinambungan.  mencakup keseluruhan dimensi kompentensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara kesinambungan antar jenjang pendidikan.
-          Belajar sepanjang hayat. Diarahkan kepada pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
-          Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
 

B.     Kompetensi
            Kompetensi adalah sekumpulan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang menjadi kinerja dan berpengaruh terhadap peran, perbuatan, serta prestasi. Menurut Ella Yulaelawati (2004: 19), pemilikan kompetensi secara mendasar dapat menumbuhkan jiwa produktif dan kepemimpinan. Suatu bangsa yang kuat dan dapat dipercaya memerlukan tenaga kerja yang mempunyai standar kompetensi yang tinggi untuk memenuhi tantangan persaingan serta perubahan teknologi. Bangsa yang dapat memberikan dan menggunakan standar kompetensi tinggi pada peserta didik sebagai usaha mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan nasional dapat menghasilkan sumber daya manusia yang mampu bekerja, bertahan, menyesuaikan diri, serta mampu bersaing dalam kehidupan yang beradab dan bermartabat. 


C.    Hakikat Matematika dan Matematika Sekolah
            Matematika merupakan ilmu yang universal yang mendasari teknologi modern mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.
Tujuan pembelajaran matematika berdasarkan PERMENDIKNAS No 22Tahun 2006:
1.       konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2.      Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3.      Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4.      Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5.      Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
            Mengunakan penaralaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. Penalaran adalah suatu proses atau suatu berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau proses berpikir dalam rangka membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya (Fadjar Shadiq, 2003). Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Materi matematika dipahami melalui penalaran, dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar materi matematika (Depdiknas dalam Fadjar Shadiq, 2005).
Ada dua cara untuk menarik kesimpulan yaitu secara Induktif dan Deduktif
-          Penalaran induktif
Proses berpikir  yang berusaha menghubungkan fakta-fakta atau kejadian-kejadian khusus yang sudah diketahui menuju kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum.
-          P enalaran deduktif
 proses berpikir untuk menarik kesimpulan tentang hal khusus yang berpijak pada hal umum atau hal yang sebelumnya telah dibuktikan (diasumsikan) kebenarannya.


Pertanyaannya:
1.      Apa saja kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia ?
2.      Apa dasar  kurikulum Pada tahun 1984 diterapkan ?
3.      Apa itu kompetensi ?
4.      Jelaskan prinsip-prinsip KTSP ?
5.      Apa hakikat matematika ?
6.      Tujuan pembelajaran matematika berdasarkan PERMENDIKNAS ?
7.      Apa yang dimaksud penalaran ?